SIAPAKAH
KAHAR MUZAKAR? LAYAKAH DIA DIJADIKAN SEBAGAI PAHLAWAN ATAUKAH PEMBERONTAK ???
Gambar
1. Kahar Muzakar Pendiri DI/ TII di Sulawesi
Pertanyaan
sedikit terlintas dipikiran bahwa siapakah Kahar Muzakar? Nama lengkap Abdul
Qahar Muzakkar lahir di Lanipa Kabupaten Luwu pada tanggal 24 Maret 1921.
Semasa hidupnya pada masa penjajahan dia mengabdikan diri sebagai pejuang kemerdekaan
dalam melawan penjajah. Beberapa bulan pasca kemerdekaan Indonesia, banyak
wilayah Sulawesi yang didatangi pasukan asing terutama dari Australia dan
Sekutu, kejadian ini menyebabkan masyarakat khususnya pejuang negara harus
mempertahankan kemerdekaan dan melakukan perlawanan terhadap pasukan sekutu
tersebut. Kahar Muzakar yang merasa lahir di Sulawesi tidak terima akan
tindakan pasukan sekutu, dia bersama Andi Mattalatta mengusulkan pembentukan
Tentara Republik Indonesia (TRI) kepada Pangima Besar Jenderal Sudirman, usulan
tersebut diterima bersama Andi Mattalatta, Kahar Muzakar ditugasi untuk
berangkat ke Sulawesi.
Ditengah
usaha melakukan perlawanan pasukan sekutu, pemerintah Indonesia dihadapkan pada
masalah baru yaitu penyelesaian pasukan gerilya. Yang dimaksud dengan pasukan
gerilya disini yaitu sekumpulan pejuang kemerdekaan yang ingin segera diangkat
menjadi Angkatan Pemuda Republik Indonesia. Dalam masalah ini Kahar Muzakar
mengutus staff kepercayaanya Lettu Saleh Sjahban untuk bernegosiasi dengan
pasukan laskar gerilya, dalam usaha ini lettu Saleh mengalami kegagalan
sehingga Kahar Muzakar mengambil inisiatif lain dan membentuk Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan (KGSS).
Dalam
perkembanganya Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan mampu menjadi wadah bagi
pasukan gerilya Sulawesi Selatan sehingga Kahar Muzakar mengusulkan kepada
pemerintah Republik Indonesia agar kesatuan gerilya Sulawesi Selatan (KGSS)
diangkat menjadi Divisi Hasanuddin dan menetapkan Overste Kahar Muzakar sebagai
pemimpin Divisi. Sebenarnya usulan dari pembentukan KGSS menjadi Divisi
Hasanudin berasal dari pembentuk KGSS yang notabene bawahan dari Kahar Muzakar
yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel yang menganggap jasa dari Kahar Muzakar
sangat besar dalam mempertahankan kemerdekaan di wilayah Jawa.
Dalam
kenyataanya justru usulan dari Letkol Kahar Muzakar menjadi masalah bagi KGSS
itu sendiri. Komandan Teritorium Wirabuana menilai bahwa KGSS tidak mematuhi
aturan yang berlaku karena memaksa untuk diterima sebagai anggota Angkatan
Pemuda Republik Indonesia (APRI). Sehingga upaya KGSS untuk menjadi bagian dari
APRI gagal. Dalam perkembanganya karir Kahar Muzakar melaju sangat bagus karena
hanya putra daerah Sulawesi Selatan yang berpangkat Letnan Kolonel yang ada di
tubuh Tentara Republik Indonesia (TRI). Dalam perkembangan Karir seorang kahar
Muzakar pernah menjadi komandan persiapan TRI- Sulawesi dan berhasil
mengajak tokoh- tokoh daerah dalam
pembentukan TRI di Sulawesi. Dari sinilah Kahar Muzakar berhasil mengirim
pasukan TRI untuk menjaga keamanan dan memperkuat perlawanan kepada Belanda di
wilayah Sulawesi.
Dalam
perkembanganya terjadi masalah didalam tubuh TRI itu sendiri yaitu dengan ditunjuknya
Komandan Brigade XVI Letkol J.F Warrouw. Kegagalan dalam menduduki jabatan
sebagai kepala Komandan Brigade XVI inilah yang menjadikan Kahar Muzakar
melepaskan jabatanya sebagai wakil komandan Brigade XVI. Selanjutnya Kahar
bergabung dengan Kolonel Bambang Supeno, dan dari sinilah dia mendapat tugas
untuk membentuk komando Seberang antara lain Kalimantan, Sunda kecil, Sulawesi,
dan Maluku Kecil. Dalam perjalananya terjadi reorganisasi kemiliteran di tubuh APRI
yang mengharuskan komando Seberang dihapuskan serta terjadi pertentangan antara
APRI dan perwira di markas besar menjadikan Kahar Muzakar kembali ke Sulawesi
Selatan dan menjadi pemberontak.
Setelah
keluar dari tubuh APRI, Kahar Muzakar membentuk gerakan Darul Islam (DI) atau
Tentara Islam Indonesia (TII) yang beranggotakan mereka yang pernah ikut
membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa yang tidak dihargai jasa- jasanya
oleh Pemerintah. KGSS yang menginginkan untuk diterima sebagai anggota secara
utuh didalam Angkatan Pemuda Republik Indonesia- Sulawesi (APRIS). Mereka
kemudian bersatu membentuk gerakan yang mengambil jalan perlawanan kepada
pemerintah dan dalam hal ini Kahar Muzakar diangkat menjadi pemimpinya yang
dikenal dengan DI/ TII.
Dalam
perkembanganya gerakan DI/ TII yang dipimpin Kahar Muzakar berkembang sangat
pesat dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Markas besar tentara
berusaha memanggil Kahar Muzakar untuk melakukan perundingan akan tetapi selalu
menemui jalan kebuntuan sehingga Markas Besar Tentara membentuk operasi kilat
atau Operasi Tuntas dalam menumpas gerakan DI/ TII. Operasi kilat dengan
dipimpin oleh Pangdam XIV / Hasanuddin Brigjen Andi Muhammad Yusuf bersama
pasukanya berhasil menumpas gerakan DI/ TII dan berhasil menewaskan Kahar
Muzakar pada tahun 1965.
Untuk
menjelaskan posisi seorang Kahar Muzakar sepatutnya pembaca dapat memposisikan
kapan seorang Kahar Muzakar menjadi Pahlawan dalam melawan penjajahan Belanda
serta berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, serta kapan seorang Kahar
Muzakar menjadi pemberontak yang berusaha melakukan perlawanan terhadap
Pemerintah Republik Indonesia.
Sumber
pustaka ;
Hadiwijoyo,
Suwelo. 2013. Kahar Muzakar Dan
Kartosoewirjo. Jogjakarta: Palapa
No comments:
Post a Comment